Sering bingung tentang mitos dan fakta tentang skincare? Baca dulu fakta tentang skincare berikut ini sebelum kamu terlanjut percaya saya mitos! Tanggal 20 Oktober 2018 lalu, saya berkesempatan ikut bergabung dalam kelas online Beautiesquad dengan tema “MENGUPAS MITOS DAN FAKTA SEPUTAR SKINCARE”. Narasumber untuk kelas online ini adalah Azzahra Kamila, seorang beauty blogger pemilik website www.insommia.net.
Ini pertama kalinya saya ikutan kelas online dengan format sharing dalam satu grup whatsapp. Materi yang dijabarkan dalam kelas ini benar-benar menarik dan membuka wawasan baru saya yang mungkin selama ini sempat termakan isu yang belum jelas kebenarannya. Nah, mitos dan fakta tentang skincare apa saja yang dikupas di sini? Yuk, silahkan scroll ke bawah karena akan saya rangkum semuanya.
Fakta tentang skincare 1: Bahan natural belum pasti aman dan bahas sintetis belum tentu berbahaya
Hanya karena suatu produk berlabel tanpa menggunakan bahan kimia, bukan jaminan produk tersebut 100% natural, lalu aman dan baik untuk kulit lho. Kok begitu?
Contoh sederhananya saja nih, dalam setiap produk skincare pasti komposisinya mengandung air, entah dengan nama water atau aqua. Nah, air itu sendiri saja yang dalam pengertian kita bersifat alami, nggak berbau dan berasa, juga memiliki nomor kimianya, yakni H2O. So, bahan natural bukan berarti tidak mengandung unsur kimia kan?
Selain itu, bahan natural sendiri nggak serta-merta pasti aman digunakan. Misalnya seperti bahan Titanium Dioxide dan Zinc Oxide. Kedua bahan yang sering digunakan sebagai sunscreen agent ini ternyata ada versi naturalnya dan itu sangat berbahaya bila diaplikasikan langsung ke kulit. Maka dari itu, para perusahaan manufaktur kosmetik meramu versi sintetis dari kedua zat penangkal UVA dan UVB itu agar aman digunakan pada kulit. Silakan baca informasi tentang sunscreen lebih jelas di sini:
- 6 hal tentang sunscreen yang perlu kamu tahu
- Benarkah SPF tinggi menyebabkan jerawat?
- Perbedaan SPF dan PA dalam sunscreen
Contoh lain lagi adalah bahan silikon. Yes, mendengar kata silikon mungkin persepsi kita langsung tertuju pada beragam tindakan estetika seperti suntik filler, operasi implan, dan sebagainya. Silikon yang ditujukan untuk tindakan estetika memang benar adanya berbahaya. Namun, bahan silikon di dalam produk skincare berbeda dengan bahan yang digunakan untuk suntik-menyuntik. Misalnya bahan dimethicone, ini adalah bentuk terbaru dari silikon yang gunanya agar pori-pori tidak tersumbat dan sangat aman digunakan.
MEL’S THOUGHT:
Perusahaan tersebut pastilah sudah memiliki formulasinya sendiri yang aman dan sebelum produknya diluncurkan ke publik mereka juga perlu memperoleh izin edar dari BPOM untuk legalitasnya. Jika mengandung bahan berbahaya, bisa-bisa perusahaan mereka diciduk pihak berwenang, bukan? Jadi sekali lagi, slogan bahan natural pasti aman itu tidak bisa dibenarkan ya.
Fakta tentang skincare 2: Paraben hingga saat ini masih termasuk bahan pengawet yang aman dan rendah alergi
Paraben merupakan unsur kimia yang memang hasil buatan, bukan diperoleh dari alam. Banyak dari kita yang percaya bahwa paraben merupakan salah satu penyebab utama kanker payudara, padahal menurut Mia–panggilan akrab Azzahra Kamila–mengutip dari skincare blogger Lab Muffin Science, paham tersebut merupakan mispersepsi.
Munculnya paham paraben menjadi penyebab kanker payudara diawali adanya penelitian bahwa paraben itu merupakan reseptor estrogen dan bisa mempengaruhi hormon wanita, serta ditemukannya zat paraben di dalam jaringan payudara pada penelitian seputar kanker payudara di tahun 2004. Fakta dari penelitian tersebut sebenarnya kadar paraben yang ditemukan sangat amatlah kecil.
Menurut Mia lagi, program green beauty campaign yang sering menggemborkan slogan “No Paraben, No Lanolin, No SLS, etc” merupakan suatu pembodohan publik. Justru kandungan pengawet seperti ethylhexcylglycerin, phenoxyethanol, dan DMDM hyantoin memiliki potensi rasio reaksi alergi yang lebih besar dibanding paraben. Sejak ditemukan ratusan tahun lalu sampai sekarang, paraben masih merupakan kategori pengawet yang aman dengan risiko alergi paling kecil. FYI, DMDM Hyantoin ini merupakan sejenis formaldehyde, anti mikroba yang akan langsung membunuh bakteri yang muncul di dalam skincare.
Berdasarkan informasi CIR (Cosmetic Ingredients Review), salah satu lembaga terpercaya di Amerika yang berdiri atas inisiasi beberapa brand kosmetik, menyatakan bahwa bahan pengawet paraben, ethylhexcylglycerin, phenoxyethanol, dan DMDM hyantoin aman digunakan selama memenuhi standard safety-nya mereka. Mia juga menyarankan agar kita lebih baik mengambil referensi acuan dari CIR in dibanding melalui COSDNA/ EWG karena EWG sendiri ternyata ikut menganut paham paraben itu berbahaya.
Mia juga menambahkan, ada sebuah studi di tahun 2007 mengenai pembesaran payudara yang tidak normal pada 3 remaja laki-laki. Singkatnya, mereka remaja laki-laki tapi jadi punya payudara. Kelainan ini dinamakan prepubertal gynecomastia. Studi kelainan ini juga dipublikasikan di New England Journal of Medicine. Hasil penelitian mengemukakan bahwa penyebab utama kelainan ini adalah tea tree oil dan lavender oil karena ternyata kedua jenis oil dapat merangsang produksi hormon estrogen. (Mungkin sewaktu hamil sang ibu pernah menggunakan produk itu?—asumsi Mels). Jadi kesimpulannya sekali lagi, bahan natural tidak pasti aman dan penggunaan paraben tidaklah berbahaya karena besaran kadarnya paling banyak adalah 1% atau mungkin hanya 0.1-0.2% saja.
MEL’S THOUGHT:
Mungkin masih ada yang bertanya-tanya mengapa perlu ada pengawet dalam skincare. Ya, coba kita analogikan seperti makanan dalam kemasan. Di dunia ini tidak ada yang sifatnya abadi, suatu zat/ cairan/ apapun itu yang dimasukkan ke dalam wadah tertutup lama kelamaan bisa membusuk dan memunculkan bakteri/ jamur.
Karena produk skincare bukanlah produk yang sekali pakai lalu habis, maka diperlukan pengawet dalam jumlah tertentu untuk menghambat (bukan meniadakan) kemunculan bakteri. Maka dari itu, walau sudah ada pengawet tetap dicantumkan tanggal kadaluwarsa kan? Ya karena kandungan pengawet juga punya ‘masa tugas’nya. Dan saya pun juga baru menyadari kini nggak perlu ikut musuhan sama paraben hehehe…
Penelitian tentang tea tree oil dan lavender oil yang bisa menyebabkan kelainan hormon juga menambah pengetahuan saya. Mungkin itu sebabnya juga banyak artikel dan jurnal yang melarang ibu hamil dan menyusui menggunakan produk berbahan tea tree. Dokter kulit saya pun melarangnya karena saya masih menyusui.
Fakta tentang skincare 3: Petroleum Jelly dan Mineral Oil tidak berpotensi meyumbat pori-pori
Kedua bahan ini merupakan bahan natural yang diperoleh dari hidrokarbon. Apakah kedua bahan ini aman? Banyak orang ketar-ketir karena tahu mineral oil dan petrolatum itu bersumber dari petroleum, cairan yang ditemukan di bawah batu sedimen dan biasanya dipakai sebagai bahan bakar mobil. Jadi banyak yang mengira bahwa bahan ini berbahaya jika dipakai unuk kulit dan berpotensi menyumbat pori.
Namun sebenarnya, petrolatum atau mineral oil yang digunakan sebagai bahan kosmetik itu sudah melalui proses purifikasi terbaik, jadi tidak akan menyumbat pori. Beda ceritanya jika memang ada produsen kosmetik yang demi menekan ongkos produksi, membeli bahan baku mineral oil yang murah dan tidak dipurifikasi dengan baik.
Tapi sebelum suudzon sama produknya, alangkah baiknya bila kamu memperhatikan kulitmu dulu, apakah memang sejak awal sudah tersumbat dan tidak kamu sadari atau memang akibat pemakaian produk.
MEL’S THOUGHT:
Menurut saya kadang memang ada harga ada kualitas. Saya pribadi cenderung skeptis dengan produk skincare drugstore yang harganya terlampau murah. Buat saya pribadi lebib baik bayar lebih mahal sedikit tapi kualitasnya lebih baik, karena produk yang kita kenakan kan investasi untuk kulit juga. Kalau kulit rusak gara-gara sembarang pakai produk, ujung-ujungnya malah bakal keluar duit lebih mahal untuk berobat dan perawatan ke dokter kulit.
Nah untuk tahu apakah pori-pori kamu tersumbat atau nggak, kita mesti rajin eksfoliasi sesuai jenis kulit. Rajin di sini bukan berarti setiap hari ya, bisa ‘murka’ nanti kulit kita. Gunakan juga produk eksfoliasi yang cocok dengan kulit atau bila perlu konsultasi ke dokter kulit.
Fakta tentang skincare 4: Kandungan emas dan kolagen ternyata tidak berpengaruh banyak sebagai anti aging
Fakta tentang skincare lainnya adalah ternyata kandungan emas dan kolagen sebagai bahan anti aging ini hanya mitos saudara-saudara. Tren mengawinkan unsur metal ini dibuat sebagai gimmick marketing saja. Menurut Mia, bahan metal yang punya efek anti aging hingga saat ini adalah copper-peptide dan sudah ada penelitiannya. Sementara untuk bahan kolagen, ada istilah yang dikenal dengan hydrolized collagen atau kolagen yang dipecah-pecah hingga menjadi molekul terkecil. Massa molekul kolagen paling kecil itu di kisaran 80-120kD, kira-kira ribuan hingga puluhan ribu. Jadi dilihat dari massa-nya tidak mungkin kolagen dapat meresap menembus kulit.
Bagaimana bisa tahu?
Pertama-tama beberapa zat dalam kimia bisa memiliki dua fungsi, yakni sebagai obat atau skincare. Tolok ukurnya dilihat dari massa molekulnya, jika <500 maka zat tersebut berfungsi sebagai obat, sedangkan >500 zat tersebut bisa dipakai sebagai skincare. Teori ini dikenal dengan nama Dalton Rule.
Maka dari itu, melihat dari massa molekulnya, kolagen tidak dapat membantu anti aging karena tidak dapat menembus lapisan kulit bahkan yang teratas. Sifat kolagen dalam skincare tersebut jadinya hanya sebagai humektan, yang membuat kulit tetap lembab. Sedikit OOT, Mia juga menyebutkan bahwa kandungan salicylic acid yang dapat berfungsi sebagai obat, benar adanya mampu menembus pori-pori terdalam sehingga dapat membantu melakukan eksfoliasi dari bagian dalam kulit.
MEL’S THOUGHT:
Di bagian ini saya juga surprise bahwa tren emas dan kolagen yang sempat ramai dan mungkin masih hype ternyata tidak membawa pengaruh apa-apa untuk kulit. Mungkin pihak produsen ingin membuat inovasi baru agar konsumen juga tidak jenuh dengan produk skincare yang ‘itu-itu’ saja. Mengenai Dalton Rule di atas juga baru saya ketahui dan jujur saya belum begitu paham mengenai penghitungannya. Jika ada teman-teman yang super penasaran, mungkin bisa langsung tanya ke Mba Mia hehehe…
Informasi soal salicylic acid sebagai eksfoliator juga sudah saya ketahui sebelumnya karena sering menonton video youtube skincare blogger. Namun sayangnya, kandungan ini belum bisa saya pakai karena masih menyusui. Ibu hamil juga sangat dianjurkan untuk menghindari zat ini baik secara oral maupun topikal jika kadarnya lebih dari 2%.
Fakta tentang skincare 5: Retinol terbukti lebih ampuh sebagai bahan anti aging
Retinol memiliki nilai massa molekul sebesar 200-an dan memang dapat digunakan sebagai bahan anti aging. Saat ini, bahan retinol dan turunannya sendiri sedang mendapat perhatian lebih dari kalangan penggemar skincare.
MEL’S THOUGHT:
Bahan retinol sudah saya ketahui dapat membantu memperbaiki tekstur kulit. Cuma lagi-lagi, memang tidak dapat digunakan oleh ibu hamil dan menyusui, serta sebaiknya digunakan di bawah pengawasan dokter.
Nah usai sudah rangkuman kelas online tentang skincare ini. Apa sudah cukup jelas buat teman-teman semua? Apa ada juga yang terkejut dengan fakta tentang skincare di atas seperti saya? Sharing yuk di kolom komentar!
Jika ingin membaca pertanyaan-pertanyaan tentang mitos dan fakta tentang skincare, silakan klik halaman selanjutnya.
Aku jadi tahu sekarang, kalau beli skincare liat ingredient dulu, thanks banget infonya kak
waaaah infonya bermanfaat banget nih beb, thank you infonya
ijin komen, ini saya baru tau loh, ini info komplit bgt. sbnrny kalo saya sndiri suka bgt sama skincare dan makeup organic.. tp mmg gk selalu memakai produk2 tsb. jd di seimbangi aja. dan psti liat jg ‘komposisi’ nya sii… makasii infony, salam kenal…
Salam kenal juga. Hehee.. iya produk apapun yang beredar tetep perlu kita perhatiin komposisinya. Meski organik sekalipun ☺
iya mba… makasii banyak infonya ???
Thanks infonya kak, bermanfaat banget buat aku
Lengkap banget beb, informatif jg. Makasih ya.
bermanfaat banget kak postingan blognya, jadi dapet info baruuu ^^
Biarpun orang lain banyak yang nggak suka silikon, tapi aku suka ?. Pelembab kalo ada silikonnya jadi lebih enak dipakai haha
Iya kalo aku oily skin juga suka yg bahan silikon. Jd smooth aja gitu. Hehehe..
Bener, pengawet sebenernya perlu juga ya biar tahan lama. Tapi jangan terlalu berlebihan
Betul. Segala yg berlebihan tidak baik hehehe.. aku sih kalo pengawetnya di baris2 akhir gpp lah
Lengkap banget nih infonya. Banyak banget yang aku baru tau dan salah kaprah selama ini.
Sama say, banyak kejutan di kelas online kemaren hahaha
Ini nih yg penting banget ya utk kita ketahui? aku juga ikutan ngopcannya btw?
Wuii.. nanti aku mampir ke blogmu hehehe
Review nya lengkaapp banget.. Thanks yaa beb ?
Tenks juga bebs, semoga berfaedah hehehe
Wahhh,, ternyata banyak yang aku nggak paham tentang skincare,, padahal salath satu rutinitas sehari-hari nih.
Aku juga masih belajar nih. Sama2 belajar yuk hehehe