Suatu hari saya mendengarkan podcast dari Thirty Days of Lunch ft. Prita Ghozie, seorang financial planner dari ZAP Finance. Berkat mendengarkan podcast mereka, saya jadi menemukan alasan kuat kenapa sebaiknya wanita tetap mandiri secara finansial.
Bagi yang mau mendengarkan versi lengkapnya, silahkan mendengarkan via Spotify (Part 1 | Part 2). Kontennya terdiri dari 2 bagian yang isinya sama-sama bagus untuk dipelajari bagi kita yang baru atau akan hendak memasuki dunia rumah tangga. Saya nggak akan merekap semua isinya, tapi lebih menekankan bagian-bagian yang penting menurut saya dan ada juga selipan opini dari saya pribadi.
Here we go…
Wanita memiliki ruang untuk mengaktualisasi diri dan menjaga kesehatan mentalnya
Berkutat dengan tugas domestik sehari-hari sebagai ibu rumah tangga dan tanpa memiliki sesuatu sebagai pelampiasan emosi, lambat laun bisa memberikan stress pada wanita. Dalam jangka panjang tentunya tidak akan baik untuk kesehatan mental wanita.
Mungkin ada sebagian wanita yang sudah bahagia ketika suaminya mengajak jalan-jalan, diberikan hadiah, atau diberikan waktu me time. Tapi, sebagai generasi milenial yang sudah terbiasa memiliki penghasilan sendiri, rasanya ada yang kurang jika saya tidak bisa berpenghasilan ketika sudah berumah tangga. Ada bagian dari diri saya yang tidak tersalurkan dan mengendap bak pipa mampet.
Baca juga: It Started with A “Why”
Itulah kenapa blog ini masih eksis meski saya nggak lagi menyandang status gadis. Blog ini merupakan pelampiasan emosi terpendam saya yang untungnya sekarang sudah dapat memberikan hasil. Rasanya tentu saja ada kepuasan tersendiri, tapi bukan berarti serta merta tulisan saya sekarang 100% jadi uang ya. Masih ada kok artikel saya yang lahir karena memang saya mau tulis tanpa bayaran apapun, contohnya seperti artikel ini.
Wadah penyaluran emosi setiap orang berbeda dan kebetulan saya lebih suka menuangkan isi pikiran dengan menulis. Ada yang merasa lebih bahagia dan percaya diri dengan tetap berkarir, berbisnis, atau sekadar berkarya. Jika teman-teman punya hobi lain yang bisa memberi kebahagiaan lahir batin, silahkan dilanjutkan.
Tetap bisa bertahan ketika terjadi kondisi tak terduga
Tidak ada hal yang pasti di dunia ini selain lahir, tua, sakit, dan mati. Begitu pun dalam berumahtangga. Jika selama ini kita selalu bergantung secara finansial pada suami, once suami kita tiba-tiba lose his job, bagaimana kebutuhan hidup akan berjalan?
Lalu, amit-amit suami jatuh sakit dan tidak mampu mencari nafkah lagi atau pergi duluan, bagaimana kita akan menghidupi anak kita? Atau tiba-tiba memutuskan berpisah, bagaimana kita bertahan hidup?
Setahun yang lalu, saya juga pernah menulis artikel tentang cara agar bisa memiliki kehidupan finansial yang terjamin di Kumparan. Sebagai referensi tambahan, teman-teman bisa membacanya di sana.
Memiliki ‘kedudukan’ yang setara dengan suami
Believe it or not, wanita yang financially dependent sama suami, memiliki suara yang lebih lemah dibanding si suami. Ketika ingin mendebat, wanita tidak punya kekuatan karena selama ini hidupnya 100% disuplai oleh suami.
Banyak wanita bertahan dalam rumah tangga yang tidak sehat, salah satunya karena alasan finansial. Mereka tidak berani berpisah karena tidak tahu setelahnya harus bagaimana.
Kembali numpang hidup sama orangtua atau saudara rasanya malu. Ingin bekerja kantoran lagi pasti juga tidak mudah dari segi usia dan pengalaman apabila sudah terlalu lama vakum. Memulai usaha perlu modal dan tidak sedikit jumlahnya. Jika meminjam, bisakah dikembalikan tepat waktu?
Lain halnya jika wanita mandiri secara finansial. Suami tidak akan berani sok berkuasa atas istri. Karena dari sisi istri sendiri pun nothing to lose kalau si suami memang tidak layak dipertahankan lagi atau tidak dapat menghargai perannya sebagai istri.
Mewujudkan mimpi lebih cepat
Kalau penjelasan di atas rasanya membahas dari sisi negatif terus, kali ini ada sisi positifnya juga kok kalau kita sebagai wanita bisa mandiri secara finansial. Misalnya jika kita ingin membeli rumah idaman, punya 2 sumber penghasilan pasti bisa menabung lebih banyak dan lebih cepat terwujud dibanding hanya satu sumber kan?
Meringankan beban rumah tangga
Jika kita dan suami sama-sama dari golongan menengah, memiliki 2 sumber penghasilan tentunya akan lebih meringankan beban rumah tangga. Tabungan atau investasi juga bisa ditambah lebih banyak untuk biaya kuliah anak atau sebagai dana pensiun kelak.
Suami-istri bisa saling berembuk bagaimana mengelola keuangan rumah tangga yang ideal bagi mereka. Apakah dengan memberikan jatah bulanan dan diatur sepenuhnya oleh istri atau menggunakan format rasio yang digabungkan ke dalam rekening bersama khusus biaya rumah tangga. Atau bisa juga dengan membagi beban di awal. Siapa yang bayar listrik, air, sekolah, kebutuhan sehari-hari dan siapa yang membayar cicilan rumah, mobil, dst.
Faktanya di zaman milenial ini memang masih ada seorang suami yang melarang istrinya bekerja. Entah dengan motivasi positif atau negatif. Oleh karena itu, masalah ini sebaiknya harus dibicarakan matang-matang sebelum menikah. Sebabnya, berdasarkan data dari lokadata.id, masalah ekonomi menduduki peringkat tertinggi kedua penyebab perceraian di Indonesia. Kalau dengan tidak berpenghasilan atau visi finansial yang tidak sejalan akan mempengaruhi kebahagiaan kita, haruskah kita memaksakan diri untuk menikah dengan pria ini?
Namun demikian ada juga kasus lain yang atas inisiatif si wanita dan disetujui oleh suami, untuk berhenti bekerja kantoran setelah melahirkan agar bisa fokus mengurus anak. It’s okay selama dengan keputusan bisa membahagiakan kedua belah pihak. Yang penting adalah menjalin komunikasi positif tentang masalah finansial ini.
Memutuskan menjadi ibu rumah tangga pun bukan berarti tidak bisa mandiri secara finansial. Berikut ini tips yang terpikirkan oleh saya yang bisa dilakukan oleh ibu rumah tangga agar tetap bisa mandiri secara finansial:
Investasi
Usahakan selama belum menikah, tabung sebanyak mungkin uang agar ketika menikah dan berhenti bekerja, kita masih bisa memiliki tabungan investasi sebagai pemasukan.
Cara lain kalau kebetulan suaminya lumayan tajir, hemat-hematlah pakai uang belanjanya. Sisihkan uangnya untuk kita simpan sendiri buat bekal pribadi. Setelah cukup, silahkan diinvestasikan. Investasi sendiri memiliki banyak bentuk dan rupa. Dalam model konvensional, kita bisa membeli properti, mengumpulkan dolar, atau berbelanja emas. Sementara jika tidak mau dipusingkan dengan masalah aset, kita bisa berinvestasi via produk perbankan seperti saham, obligasi, surat utang negara, reksadana, dan deposito.
Baca juga: Deposito dari digibank by DBS? Penasaran, Yuk Kita Lihat Ulasannya
Meski demikian, kalau uangnya masih bersumber dari suami, sepertinya masih ada yang mengganjal ya. Dan kalau mau diperdebatkan, suami juga bisa mengklaim kalau sumber uangnya juga dari dia. Well, kembali lagi pada kesepakatan masing-masing ya.
Oh ya dalam podcast tersebut, Prita juga mengingatkan agar kita lebih mengutamakan tabungan untuk dana darurat dibanding terlalu bersemangat investasi. Sebab ketika kondisi darurat terjadi, belum tentu apa yang kita investasikan bisa likuid dalam waktu cepat.
Terus gimana kalau suami juga penghasilannya ngepas? Silahkan dilanjutkan bacanya.
Berbisnis dari hasil karya atau menjadi pekerja lepas
Cara kedua supaya kita sebagai wanita tetap mandiri secara finansial adalah dengan memulai bisnis. Di masa sekarang ini, bisnis online membutuhkan modal yang relatif lebih kecil dan tak sedikit yang cukup bermodal keterampilan.
Contoh usaha yang bisa dilakukan: membuat kue, merancang baju, menjadi content creator/ penulis lepas/ influencer, fotografer, membuat suvenir dari kerajinan tangan atau reseller toko besar.
Selain menjalani bisnis, sekarang ini juga sudah cukup banyak tawaran pekerjaan freelance yang bisa dilakukan dari rumah sesuai dengan kompetensi kita.
Bergabung dengan network marketing
Banyak orang yang memandang negatif bisnis berbasis network seperti asuransi dan MLM. Tapi, tidak sedikit juga wanita yang sukses menjalani bisnis ini. Jika kamu termasuk tipe yang yakin bisa berjualan di bidang ini, bisa juga lho menjajal kemampuan kita.
Saya rasa sekarang ini cukup banyak pilihan pekerjaan yang fleksibel dan bisa dilakukan oleh ibu rumah tangga tanpa mengabaikan kewajiban utamanya. Zaman kita sekarang jauh lebih mudah dibanding zaman orangtua kita dulu. Setuju?
Sebagai generasi milenial, saya sendiri sejak belum menikah memang mengidamkan pekerjaan yang bisa dilakukan dari rumah ketika sudah punya anak. Thankfully, saat ini saya sudah berada di posisi tersebut dengan menjadi full time blogger dan freelance content writer di sebuah perusahaan swasta nasional. Pekerjaan yang saat ini sudah cukup membahagiakan saya lahir-batin.
Baca juga: Tantangan Menjadi Freelancer Mom dengan 2 Anak
Proses menjadi full time blogger ini akan saya tuangkan dalam sebuah buku antologi bersama rekan-rekan komunitas Indonesia Female Blogger. Buku antologi tersebut akan berisi kisah-kisah inspiratif sesama teman blogger yang telah mendapatkan manfaat dari blog yang mereka asuh. Saat ini naskah sudah saya submit ke penerbit dan koordinator. Mohon doa teman-teman semoga prosesnya lancar hingga rilis nanti.
Akhir kata, terima kasih sudah membaca artikel ini dan semoga bermanfaat. Kalau menurut versi teman-teman, apa sih alasan wanita tetap harus mandiri secara finansial?
setuju kak mel, selama ini *walaupun belum nikah tapi berdasarkan research berita kekerasan rumah tangga/ toxic relationship/ perselingkuhan dll* aku merasa wanita banyak tersendat di finansial. aku juga lihat sendiri bagaimana perempuan yg gak bisa apa apa ketika suaminya selingkuh, selain anak ya finansial. begitu lemahnya wanita hanya karena finansial dipandang dan diperlakukan seenaknya.
tapi kak mel, giliran wanita sukses cowo cowo membanjiri ‘hujatan’ dengan cara berkomentar “ah gamau sama dia minder ya kan kita, gabaik cewe terlalu mapan nanti malah nggak bisa nikah lo nanti gak ada yg mau bla bla bla”. seolah olah wanita itu serba salah. miskin diremeh tapi mapan juga gaboleh. maksud kalian apa?
makasih sharingnya
Bener banget kak 🙂 sejak dulu aku selalu berusaha jual apapun yang bisa menghasilkan uang. Rasanya ada kepuasaan sendiri mendapatkan uang dari hasil jerih payah kita. Wanita memang harus mandiri secara finansial jika suatu saat tiba2 ada kondisi yang tidak mengenakan jadinya kita tidak terlalu kaget. Thanks for Sharing kak 🙂 jadi pengen denger podcastnya juga
Mau bekerja atau tidak, yg penting komunikasi yg baik dulu ya. Jaman sekarang banyak bekerja dari rumah, jadi tetap bekerja tetap bisa mengurus rumah tangga
Banyak keuntungannya jadinya ya hehe…
Perempuan mandiri akan membuat kita membantu orang lain atau keluarga tanpa perlu izin suami. Tapi tetap ingat kodrat wanita walaupun sudah mandiri
Setuju banget perempuan kudu mandiri secara financial. Biar gk mnta mulu ke suami, hihi…Malah bs membntu suami untuk jaga2 kebutuhan yg kian hari harganya menanjak.
Setujuuu banget! Saya juga sering nontonin Mbak Prita dan sangat setuju kalau perempuan wajib MANDIRI secara finansial no matter what
Aku setuju banget klo wanita harus bisa mandiri secara finansial. bukan berarti menjadi sombong dan memandang rendah laki-lakinya ya. Namun keinginan untuk mandiri secara finansial harus ttp didiskusikan dengan prianya ya.
Setuju banget kak jadi wanita musti mandiri secara finansial karena untuk keamanan diri sendiri, mau beli apa apa bisa sendiri ga repotin suami yang belum tentu besar penghasilan nya, thanks tips2nya kak aku lagi cari penghasilan jadi freelancer
Setuju… Saya juga sedang berproses untuk bisa mandiri secara finansial setelah resign bekerja. Memang butuh waktu dan proses, tapi selama kita bertekad kuat, nantinya hasil yang diharapkan pun akan datang.
Iya banget Mba. Sebaiknya perempuan memang tetap berpenghasilan setelah menikah. Salah satu poin pentingnya tentulah untuk menjaga kewarasan kita, seperti Mba ungkapkan di poin pertama dalam tulisan ini..
Saya pun sejak sebelum menikah sudah mempersiapkan hal yang sama. Karena pemasukan dari satu pintu itu, akan jadi masalah jika ada keadaan nggak terduga. Jadi, pemasukan dan dua orang, akan lebih baik.
Setuju sih kak pengalaman sendiri dadi Ibu yang lebih memilih jualan utk menambah penghasilan jd lebih bisa bahagia dan jarang cekcok karena nunggu tiap bulan kan, selain itu jadi ada kegiatan rutin tiap harinya 😀
Senang banget dapat pencerahan bahwa wanita memiliki kedudukan yang sama untuk menambah perekonomian di tengah keluarga dan mandiri secara finansial.
Hal yang sama diajarkan oleh ibuku dan yang aku ajarkan kepada anak2 gadisku hehehe
Jadi tertarik baca pengalaman mba mel menjadi full time blogger nya. Ditunggu antalogi nya ya mba ?
Setuju banget, yang namanya perempuan memang harus mandiri secara financial agar bisa tetap berdiri tegak jika suatu saat nanti (amit-amit) terjadi sesuatu.
Asli banget aku setuju dengan p ost blogmu kak Mel
wanita emang harus mandiri, bisa mengurus sendiri baik finansial atauhal lainnya untuk menjaga hal-hal yang nggak keduga datangnya ya Mba. Aku juga sudah belajar untuk nggak menjagain ke suami terus hehehe. Semangat berjuang kita.
Meskipun masih punya suami sy termasuk perempuan yg sudah lama mandiri scra finansial, ga bergantung sm org lain intinya
Betul banget kak. Wanita itu harus bisa cari uang sendiri. Dulu tahunya wanita yg bsa cari uang itu yg kerja diluar rumah eetapi skrg yg dirumahpun bisa lo dpt uang sndri tanpa harus meminta suami
Saya setuju, kalau wanita memang harus mampu mandiri secara finansial, jadi tidak melulu mengharapkan pasangan
aku sepakat dengan ulasanmu mba, dan secara pun saat ini banyak cara yang bisa dilakukan oleh perempuan untuk bisa menambah penghasilannya, tinggal mau apa nggak nya lagi
Aku setuju kak, diriku juga mempersilakan istri untuk tetap bekerja, selain itu memang stress release bagi dirinya juga jadi kemandirian secara finansial. Pengelolaan keuangan rumah tangga juga jadi lebih bagus
Setuju banget nih dengan poin2 di atas, setidaknya masih tetap bisa bertahan jika ada guncangan keluarga dan pastinya bisa membantu suami
Daku juga lagi berusaha nih kak melakukan kebiasaan baik dengan menabung, biar nanti pas ganti status udah terbiasa. Walau sih godaan lihat promo di e-commerce menggoda banget, haha
Sekarang ini banyak cara untuk bisa independent secara finansial. Bisa pilih yang office hour atau fleksibel juga.
setuju sekali mba Mel, perempuan itu harus tetap mandiri sesuai dengan kapasitasnya pastinya, apalagi soal finansial, sebagai wanita yang bekerja aku setuju banget dengan mandiri finansial kita bebas menggunakan uang kita tanpa merasa diatur oleh pasangan kita
Semoga karyanya bisa lancar dan sukses yaa, kak..
Gak sabar pengen baca buku antologinya sahabat-sahabat Indonesia Female Blogger niih…
There are so many ways to be independent in terms of financial situation. And I think Everywoman needs to learn how to do it
Aku salah satu fans nya Mba Prita dan suka simak sharingnya mengenai seputar finansial. Salah satu yang aku melek adalah, ya tentang ini mba, wanita musti mandiri dalam hal finansial
betul, biar ga ditindas laki-laki hahaha
setuju banget ini mba sebagai istri memang sebaiknya tidak menggantungkan 100% uang suami, harus bisa menghasilkan sendiri 🙂 saya pun rasanya lebih happy saat saya bisa menghasilkan sendiri
Bener banget harus mandiri secara finansial, makanya sekarang pelan2 merintis blog hehe.. Gak seberapa tapi lumayan 🙂
semangat ya mba, biar makin sukses blognya.
bener juga ya.. kalo wanita bisa mandiri secara finansial, setidaknya bisa membantu perekonomian rumah tangga..
pun kalo pahit2nya ditinggal suami (amit-amit), kita gak bingung secara finansial
Aku sih setuju ini dengan tulisannya, bahwa wanita memang harus mandiri secara finansial. Apalagi melihat kehidupan sekarang inikan, aku pun bertekad dari berhenti kerha dulu tetap harus punya penghasilan sendiri, investasi sendiri.
betul banget wanita juga harus mandiri finansial, karena setiap wanita pasti punya keinginan untuk membeli sesuatu untuk apresiasi diri kalo minta ke suami terus kok rasanya kayak gimana gitu kalo aku
bener banget mels, temanku begitu, ada yang diselingkuhi suaminya tapi menelan ludah karena takut finansialnya morat marit kalau bercerai 🙁
Waduh kasian juga ya ci. Rela nahan sakit hati ?