“Blogger A sering banget deh diajak kerjasama sama brand, kok aku susah banget ya diterima kerjasama?” Sering bertanya-tanya seperti itu? Hm, mungkin kamu perlu baca dulu artikel saya ini supaya kamu tahu cara agar bisa diajak kerjasama oleh brand.
Di era digital sekarang ini, profesi blogger nggak lagi hanya dianggap sebelah mata, tapi sudah dianggap pekerjaan profesional dan sejajar dengan juru warta konvensional. Saat ini banyak brand yang mengajak blogger bekerjasama untuk membantu memasarkan produk mereka, baik barang maupun jasa. Melihat peluang tersebut, nggak heran dalam 1 dekade terakhir cukup banyak orang yang memilih menjadi blogger, entah itu full time atau sekadar sampingan untuk menambah pundi-pundi.
Nah, kalau kalian merupakan salah satu yang menjadikan blogger sebagai profesi dan ingin bisa diajak kerjasama oleh brand, kita pelajari dulu yuk apa sih yang diharapkan brand dari blogger?
Tanggal 18 April lalu, saya berkesempatan ikut kulwap Ngopi Cantik Beautiesquad #10 bersama Erny Kurnia. Tema Ngopi Cantik kali ini adalah “Ekspektasi Brand Ketika Bekerjasama dengan Blogger“. Di sesi ini, Erny membagikan pengalamannya sebagai perwakilan brand ketika bekerjasama dengan blogger. Silahkan disimak.
Pahami tujuan brand mengajak blogger bekerjasama
Setiap brand yang mengajak blogger bekerjasama pasti memiliki tujuannya sendiri. Biasanya 4 hal ini merupakan tujuan brand bekerjasama dengan blogger:
- Meningkatkan baclink ke website resmi brand. Seperti website pada umumnya, website brand juga membutuhkan nilai DA/PA yang bagus. Dengan adanya backlink, akan membantu meningkatkan traffic sekaligus menaikkan skor DA/PA mereka. DA/PA ini akan menjadi brand value yang sangat dibutuhkan dalam jangka panjang.
- Meningkatkan SEO brand di mesin pencari seperti Google.
- Meningkatkan brand awareness dan juga produk yang sedang dipromosikan.
- Memberikan banyak pilihan review kepada calon pelanggan. Misalnya saja produk skincare. Cara kerja produk di setiap kulit pasti nggak sama. Ada yang mungkin cocok dan tidak cocok. Calon pelanggan setidaknya bisa mendapat insight jika produknya digunakan di kulitnya, yang kurang lebih mirip dengan jenis kulit blogger sebelum memutuskan untuk membeli.
Kriteria yang dibutuhkan agar bisa diajak kerjasama oleh brand
Untuk bisa mencapai tujuan tersebut, setiap brand pasti mencari blogger yang dapat membantu mereka mewujudkannya. Brand pun punya kriteria tertentu yang harus dimiliki seorang blogger sebelum memutuskan bekerjasama.
1. Memiliki blog berbasis TLD
TLD adalah kependekan dari top level domain. Awamnya, kita punya blog yang belakangnya itu berakhiran .com, .co.id, .id, .net, apapun pilihan kalian. Paling populer ya .com, tapi bisa juga domain lain sesuai selera kalian. Kalau blog kalian masih berakhiran .blogspot.com atau .wordpress.com, ya berarti belum TLD.
Kenapa blogger sebaiknya punya website yang sudah TLD? Karena website TLD lebih mudah terindeks di Google sehingga mudah pula untuk mengukur dan menaikkan DA/PA. Brand kurang suka bekerjasama dengan blog yang belum TLD karena tidak akan berdampak apapun pada DA/PA website mereka.
Kalau kalian sudah punya TLD, tahap berikutnya adalah menaikkan nilai DA/PA kalian, setidaknya 12/20.
Oh ya, dari tadi saya bahas tentang DA/PA, apaan sih itu? Buat kalian yang belum paham, DA itu kependekan dari domain authority dan PA adalah page authority. Apa perbedaan keduanya dan kenapa penting banget buat website? Penjelasannya bisa kalian baca website klikseo.com. Soalnya kalau saya bahas di sini nanti artikelnya kepanjangan, hehehe…
Jadi intinya selain keluar modal sedikit untuk beli domain, kita juga harus rajin membuat konten berkualitas agar nilai DA/PA-nya bagus.
2. Memiliki personal branding yang kuat
Seorang blogger juga sebaiknya memiliki personal branding yang kuat dan selaras di media sosial. Misalnya kita sebagai beauty blogger, maka segala aspek yang berkaitan dengan blog kita juga harus membahas tentang kecantikan.
Lalu biasanya brand kecantikan juga ingin mengedukasi customer, maka mereka juga membutuhkan blogger yang bisa menyampaikan pesan mereka dengan baik. Lebih bagus lagi jika beauty blogger tersebut tidak menggunakan produk abal-abal/ KW, nggak hanya dari sisi kosmetik, tapi produk lainnya juga seperti fashion atau sepatu yang dipakai.
3. Dalam konteks mencari beauty blogger, nggak selalu harus cantik dan putih
Bagi brand yang terpenting adalah bagaimana cara blogger mengemas konten. Bagaimana seorang blogger bisa menyampaikan pesan mereka dengan jelas kepada pembacanya berdasarkan pengalaman mereka ketika menggunakan suatu produk.
4. Punya konten yang berkualitas
Kualitas di sini nggak hanya dari sisi penulisan saja, tapi bagaimana beauty blogger menyajikan visual secara bagus, jelas, dan menarik. Visual dalam arti foto yang mendukung isi tulisan.
Biasanya brand juga memilih blogger yang memiliki target pembaca sesuai dengan target market mereka. Maka dari itu, kita sebagai blogger juga harus punya dan bisa menyesuaikan isi konten dengan target pembaca.
5. Tidak harus jadi selebgram, tapi setidaknya seorang blogger juga mempunyai branding yang kuat di media sosial
Ketika brand merekrut blogger atau influencer/ selebgram, mereka pasti mempunyai tujuan yang berbeda. Idealnya, nggak bisa tuh namanya mengharapkan backlink traffic dari Instagram saja. Namun, kita tetap harus bisa memanfaatkan media sosial untuk mempertajam branding kita sebagai beauty blogger. Dengan aktif dan konsisten menggunggah konten tentang kecantikan di media sosial, akan memperlebar jalan kita dilirik dan diajak kerjasama oleh brand. Syukur-syukur bisa jadi top of mind di mata brand.
Meski sekarang ini tampaknya tren beauty vlogger lebih menjamur, bukan berarti keberadaan beauty blogger tidak diperlukan lagi. Menurut Erny, beda platform beda tujuan. Beauty blogger masih dibutuhkan untuk mendukung eksistensi brand dalam jangka panjang di Google. Baik dari sisi SEO, brand awareness, brand value, hingga pengaruh ke tingkat penjualan. Berdasarkan pengalamannya, ada partner yang akhirnya mengajak kerjasama karena melihat profil brand yang bagus dari artikel-artikel blogger di Google.
Ekspektasi brand setelah bekerjasama dengan blogger
Setelah berhasil diajak kerjasama oleh brand, sebagai blogger tentu kita juga harus bisa memenuhi ekspketasi mereka dan menjaga hubungan baik agar bisa bekerjasama lagi di masa depan. Apa saja sih harapan brand terhadap blogger yang diajak kerjasama?
1. Blogger bisa menjadi ambassador dari brand
Dalam hal menyampaikan pesan produk dengan jelas kepada pembacanya. Misalnya menulis tentang review produk makeup, maka seorang blogger diharapkan dapat menyampaikan penilaiannya secara rinci tentang produk tersebut. Dari segi deskripsi produk, komposisi bahan, efek yang dirasakan saat menggunakan produk, serta plus-minus selama pemakaian (meski nggak semua brand suka disebutkan sisi minusnya).
Lain lagi jika kita membahas produk skincare, biasanya dibutuhkan penjelasan seperti manfaat, khasiat, dan efek yang dirasakan selama menggunakan produk sesuai kondisi kulit yang dimiliki blogger. Inilah alasan pentingnya ada sentuhan personal dalam penulisan review.
2. Terjalin simbiosis mutualisme antara blogger dan brand
Dalam kerjasama ini, baik blogger dan brand pasti punya kepentingan masing-masing. Kita sebagai blogger butuh traffic, branding, ranking yang bagus di mata Google, dan loyalitas pembaca. Brand pun butuh blogger sebagai corong penyampai pesan yang efektif dan efisien. Maka dari itu, brand pastinya mengharapkan kerjasama yang profesional dari blogger agar sama-sama saling menguntungkan.
3. Membantu brand meningkatkan brand value dan positioning
Brand positioning biasanya berkorelasi dengan positioning blogger juga. Maka dari itu, brand juga punya kriteria blogger tersendiri yang harus selaras dengan positioning mereka agar dapat hit the target.
Itu dia ringkasan materi seputar cara supaya bisa diajak kerjasama oleh brand yang kemarin dipaparkan oleh Erny. Selanjutnya adalah sesi tanya jawab yang menurut saya juga nggak kalah penting untuk kita ketahui. Silakan klik halaman selanjutnya.
Untuk penulisan konten aku selalu membiasakan baca berkali-kali sebelum klik “publish”. Tapi masih merasa tertampar dengan tulisan ini, karena masih ada aja tulisanku yg 1 kalimat 3 baris hahaha walaupun cuma sedikit.
Kalau untuk barang dari brand, kalau memang cocok di aku, biasanya akan aku keep selama PAO masih memungkinkan (nunggu produk yg emg lagi dipakai habis dulu).
Kalau PAO nggak memungkinkan biasanya akan aku kasih ke orang terdekat yang memang beneran bakal pakai. Sayang aja kalau kasih ke orang trus orangnya ngerasa itu gratisan akhirnya juga nggak kepakai sama dia.
Terimakasih Mbak atas penjelasanya, rinci banget.
Sebagai bahan evaluasi tuk membenahi Blog ane agar ada yg lirik hehe
Memang agak susah untuk menolak tawaran dari brand atau pihak luar, namun jika kita jelaskan alasannya mereka juga pasti mengeri.
Jadi jangan takut untuk menolak jika misalkan brand yang di tawarkan tidak cocok atau menyalahi kebijakan dari blog yang kita buat
Bagus juga, tujuannya nanti kan untuk membangun personal image kan yaa, lalu diimbangi dengan brand profile online, ini salah satu bentuk langkah membangun personal branding sih, mantab Kak
Nah. Kalau tahu jelas apa yang diharapkan oleh brand, kita bloggers juga jadi tahu apa yang harus dilakukan. Jadi gak asal terima job, dibayar, tapi ternyata tidak sesuai harapan. Terimakasih, Kak Melisa.
Biasanya kalau untuk kepentingan link building, brand ngutamain banget blog yang relevansinya dekat dengan niche brand, dan blog yang punya trafik organik bagus. Apalagi kalau brand hire orang SEO buat ngurusin link building, 2 hal itu diutamain banget, DA/PA bisa jadi priotitas di bawahnya. Cuma sayangnya selama ini yang saya tahu artikel yang dikasih ke blog untuk keperluan link building kebanyakan kualitasnya kurang bagus atau mahal jelek.
Kalo content placement memang agak susah ya, soalnya kualitas penulis beda-beda. Paling cuma bisa siasati gaya bahasa agar nggak jauh banget dari gaya penulisan kita ya pak.
Kalau saya milih nego sama yang ngasih job, boleh nggak artikelnya ditulis ulang. Biasanya mereka ngebolehin yang penting dapat backlink.
Fix saya gak cokcok daftar campaign beauty blogger setelah baca ini mba, bahasannya lengkap.
Kenapa mba? Apa karena blognya mba lebih banyak bahas lifestyle kah?
Intinya jika ingin di lirik brand untuk kerjasama adalah konsisten untuk update konten.
Betul, kalo blognya gersang, brand juga ragu2 mau ajak kerjasama hehehe
tengkiyu pencerahannya mbak mel, personal branding perlu juga setidaknya.
Materinya daging semua nih Mba, kereeennn.
Mengenai produk yang dijual kembali, saya sering liat tuh di IG, sebenarnya alasannya karena dia terlalu banyak punya produk tersebut.
Cuman memang timingnya kurang beretika aja rasanya.
Kadang hari ini direview dengan lebay, eh besoknya dijual hahahaha.
Tapi memang itu tergantung personal sih.
Kalau saya biasanya saya kasih ke orang lain, atau dibikin GA 🙂
Itupun memang sebaiknya kasih jeda 🙂
Mengenai harga produk, saya rasa kalaupun kita tidak setuju, sebaiknya nggak usah dibahas, atau dibahas di kekurangan produk misalnya, dengan dikasih keterangan, misal : kekurangan, to pricey bagi kantong saya, meskipun sebenarnya sesuai dengan kualitasnya.
Tapi itu kalau saya sih hihihi.
Dan rate card, ini sepertinya susah karena nggak ada patokannya.
Karena kita para blogger menjual jasa, tentunya masing-masing punya alasan sendiri memberikan harga atas jasanya 🙂
Tapi serius, dapat banyak ilmu lagi melalui tulisan ini, makasih udah berbagi 🙂
Oh iya Mba, url blognya di akun blogger kayaknya belum diganti tuh Mba, kemaren saya masuk dari sana error mulu.
ternyata di akun itu pakai dot id, sementara ini ternyata dot com 🙂
Ohya? Masa sih .id ya? Perasaan aku masukinnya .com. thanks for reminding mba.
Iya. Aku sih ga sampai hati preloved barang endorsan. Ga enak ketauan brandnya. Wkwkwk. Kalo giveaway kalo bekas aku pake jg ga enak. Kecuali dpt lebih dan yg satunya masih baru. Biasanya aku bagi2 ke sodara krn ga mungkin juga kepake semua. Tp yg direview beneran jujur sih. Ga dilebay2in. Thanks for coming mba ?
nah ini yang sulit. buat konsisten satu tema. blog aku masih campur. pengen konsisten tapi sayang juga kalau blog lama tanpa entri baru, nyoba produk baru kan gak sim salabim. salam kenal mama cantik
Setuju kak…
Sama ketepatan waktu siih.. Kerasa banget kalau freelancer dituntut untuk tepat waktu dalam menjalankan proyek-proyek mereka. Dan bisa memuaskan klien untuk branding produk mereka.
iya ya, reputasi freelancer dipengaruhin banget sama ketepatan waktu dan kualitas kerja. Terlambat dikit aja deh, bisa bikin orang mikir 2x mau pakai kita lagi.
Harus semangat untuk perbaiki konten dan juga cara penulian kita agar dilir ya mba
iya kak, sebenarnya untuk semua profesi juga harus mau selalu belajar ya kak, karena zaman berubah. kalo kita ga bisa ikutin, kita yang punah hehehe
betul. cocok di kita ajah belum tentu cocok di orang lain. setidaknya dg sebutkan kita jenis kulit apa dan warnanya gimana jd yg sama dg kita bs dapatkan ekspektasi yg sesuai
betul, pembaca juga jadi ga rancu dan merasa bakal cocok juga padahal jenis kulit si blogger dan pembacanya berbeda.
Terima kasih kak Mels, banyak banget yang bisa dipetik dari postingan ini
aku juga masih banyak belajar untuk bisa jadi blogger yang handal ehhehe
Semangat ngeblog
sama2 kak, mari tetap semangat ngeblog kuy!
Beauty bloger biasanya lbh konsisten mempertahankan niche kalau kuperhatikan. Pdhl, jadi beauty blogger menurutku gak mudah. Soalnya nyobain skincare, kosmetik gtu kan butuh nyobain ke kulit, iya kalau cocok kalau gak, makanya kalau menurutku kudu ektra hati2 kyknya ya mbak. Personal branding penting banget supaya gampang dikenali, juga menjaga hubungan baik dengan brand/ agensi.
hehehe… memang sih kalo udah nyemplung ke beauty blog sebaiknya dipertahankan karena ketika beauty brand mau hire juga mereka pasti akan lihat jam terbang si blogger. kalo topiknya terlalu general, brand khawatir ga tepat sasaran jadinya.
Hehehe sedikit memang brand yang diwakilkan PIC Cerdas kaya gini. Memang bener banget itu semua balik ke KPI! Semangat teman teman blogger
pernah pengalaman ketemu PIC yang kayak gitu ya? hehehe
pembahasannya menarik banget beb dan aku setuju banget sama point-point saat kerjasama bareng brand
yup, jadi yang mau serius menjadikan blogger as profesion bisa baca ini dan belajar gimana biar bisa dipercaya sama brand.
Aku ketinggalan ngopcan kemarin padahal pembahasannya menarik banget. Untungnya udh pada share artikelnya jd bisa dipelajari juga nih kak hehe
yes. aku langsung daftar begitu baca pengumumannya dan as expected, pas sesinya seru banget lho 😀
Menurutku konten itu jadi penting banget untuk sebuah blogger. Jdi nggak sekedar nulis aja. Ini yang jadi point penting juga
yap. sejak jadi blogger, banyak banget ilmu baru yang aku pelajarin di luar sekadar nulis. sekarang lagi belajar supaya bisa present foto yang bagus juga
waaah aku kmrn mau ikutan ngopi cantik ini tapi ga sempet, untung ada kamu yg ngerekap isinya hehee thanks mels
masama ci. wah sayang banget kelewat padahal topiknya lagi seru bingit hehehe… thanks juga udah baca ci
nulisnya enak banget buat dibaca mba Mels, aku kebetulan blogger baru ilmu ini sangat bermanfaat niy buat aku, belajar banyak hal bagaimana menghasilkan tulisan yang bagus, selama ini aku karena ga ngejar apa-apa dan isi waktu luang kadang nulis suka sesukanya, ok setelah ini mulai terkonsep niy siapa tahu kedepannya ada manfaatnya, menarik sekali
Awal-awal ngeblog aku juga gitu kak. asal nulis yang penting ini blog gak jamuran wkwkwk… tapi lama2 merasa sayang banget punya blog tp gitu2 aja. akhirnya diseriusin dan terus belajar buat improve. yuk, tetap semangat ngeblog ya kak.
setuju banget nih beb sama point point nyaaa, personal branding salah satu yang penting dimiliki blogger yaaa, hihihi
iya, kalo personal brandingnya nggak jelas nanti brand juga bingung mau ajak kerjasama yak hehehe