Teliti sebelum membeli produk merupakan sebuah frasa yang lumrah kita lakukan agar tidak menyesal akibat salah pilih produk, termasuk dalam hal memilih kosmetik yang baik. Untungnya, saat ini kita bisa mengandalkan Skinproof yang dapat membantu konsumen seperti kita dalam memilih produk kosmetik sesuai kebutuhan.
Seiring bertambahnya usia, kebutuhan kosmetik terutama skincare pastinya akan bertambah juga. Apalagi seperti saya yang di tahun ini akan genap berusia 35 tahun, skincare bergenre anti-aging sudah pasti harus senantiasa nangkring di rak kosmetik. Dalam menggunakan skincare anti-aging pun saya nggak bisa sembarangan memilih karena harus memerhatikan kandungan yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan kulit. Bagaimana ya supaya kita nggak salah memilih kosmetik?
Tips memilih kosmetik yang baik, aman, dan sesuai kebutuhan
1. Kenali jenis dan masalah kulit
Hal paling utama dalam memilih kosmetik yang baik adalah kita perlu mengenali jenis dan masalah kulit yang kita miliki. Kemudian mencari produk yang memang ditujukan untuk mengatasi masalah tersebut dan cocok dengan jenis kulit kita. Contohnya kalau saya ini punya jenis kulit kombinasi cenderung berminyak dan terkadang menghadapi jerawat PMS, serta kemunculan garis-garis halus. Biasalah, problema wanita 30+, hehe…
2. Cek produk dengan metode KLIK
Lalu dalam menentukan produk yang akan dibeli, kita perlu senantiasa mengingat metode pengecekan KLIK seperti yang tersadur dari website Hello Sehat. Apakah KLIK itu?
- Kemasan – kondisi produk tersegel dengan baik dan tidak ada cacat atau kebocoran.
- Label – produk memiliki label yang jelas berisi merk, fungsi, komposisi, dan cara pakai produk, serta peringatan alergi/ iritasi. Produk kosmetik yang tidak mencantumkan komposisi produk WAJIB DIWASPADAI!
- Izin Edar – produk menyertakan nomor izin edar BPOM dan terdaftar pada website BPOM sebagai jaminan bahwa produk tersebut menggunakan bahan yang aman untuk kulit dan sudah lulus uji.
- Kadaluarsa – produk mencantumkan tanggal kadaluarsa agar konsumen dapat menggunakannya secara optimal sebelum produk tersebut kehilangan manfaatnya. Produk kadaluarsa dapat mengakibatkan efek negatif pada kulit konsumen.
3. Beli kosmetik di toko terpercaya
Maraknya penjual skincare abal-abal harus membuat kita lebih teliti dan waspada dalam memilih lokasi pembelian kosmetik. Pilihlan toko kosmetik dengan merk dagang yang jelas dan berisi produk-produk yang kita kenal juga.
Untuk pembelian via daring, saat ini sudah banyak brand kosmetik yang membuka toko resmi yang mudah diakses pelanggan. Tujuannya tentu saja untuk meminimalisir adanya pedagang-pedagang nakal yang suka memalsukan produk.
Dengan berbelanja di toko resmi, produk yang kita beli lebih terjamin keasliannya dan biasanya diberikan klaim garansi yang lebih mudah.
4. Perhatikan Klaim Produk
Memilih kosmetik yang baik zaman now juga menjadi tantangan tersendiri lho, karena sekarang banyak sekali produk yang menjanjikan manfaat anti-aging sehingga terkadang membuat kita sulit menentukan pilihan. Tak sedikit pula produk-produk tersebut memberikan klaim-klaim indah nan menggugah naluri. Namun, apakah semua klaim tersebut dapat kita percaya?
Cermat menelaah klaim produk
Sebagai konsumen cerdas, kita juga perlu memahami kredibilitas klaim produk agar tidak terjebak dengan klaim palsu. Dalam satu produk biasanya produsen menyematkan 1 atau lebih klaim yang mendukung keunggulan produk tersebut. Supaya Mates nggak bingung, berikut ini saya jelaskan dulu ya kategori klaim produk yang biasa kita temui di suatu produk kosmetik berdasarkan Cosmetic, Toiletry & Perfumery Association (CTPA) dan Advertising Standard Authority (ASA). Berdasarkan CTPA dan ASA, setidaknya ada 5 jenis kategori klaim yang biasa ditemukan pada produk-produk kosmetik, yakni:
1. Performance claim
Klaim ini menyatakan efek yang akan didapatkan apabila kita menggunakan produk tersebut. Misalnya seperti kalimat, “melindungi kulit selama 24 jam” atau “mengurangi garis halus dan kerutan pada wajah”.
2. Ingredients claim
Menginformasikan adanya suatu kandungan yang ditujukan untuk mengatasi masalah kulit tertentu. Contoh: “mengandung retinol untuk mengurangi tanda-tanda penuaan dini” atau “mengandung salicylic acid untuk meredakan jerawat”.
Dalam hal ini termasuk pula penulisan nilai SPF dan PA pada produk sunscreen.
3. Sensory claim
Klaim ini menggambarkan sensasi yang akan dirasakan ketika menggunakan suatu produk, seperti “membuat kulit terasa lebih halus dan lembut”, “memberikan efek sejuk di kulit”, “tidak lengket di kulit”, dan sejenisnya.
4. Combination claim
Menggabungkan beberapa klaim di atas sebagai bentuk upaya pemasaran agar lebih meyakinkan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Pada iklan di samping, produsen menggabungkan performance dan ingredients claim.
5. Comparison claim
Klaim ini mengambil produk lain yang sejenis dengan produk yang dipasarkan untuk dijadikan bahan perbandingan. Tujuannya agar konsumen bisa menilai perbandingan keunggulan kedua produk tersebut dan memperkuat pengambilan keputusan. Produk yang dijadikan acuan perbandingan bisa dari brand yang sama atau brand kompetitor dengan menerapkan etika bisnis (tidak menyebut merk kompetitor). Contoh: “dapat mencerahkan wajah 7 hari lebih cepat dibanding produk X”.
Menilai kredibilitas klaim produk
Memilih kosmetik yang baik juga bisa dinilai dari klaim produknya. Klaim yang digunakan untuk memasarkan kosmetik harus jujur dan tidak boleh menghubungkan produk dengan properti atau efek yang sebenarnya tidak dimiliki produk tersebut. Semua klaim yang dibuat harus dapat dibuktikan dengan turut menyertakan bukti ilmiah yang dapat divalidasi oleh sumber yang kredibel, seperti Skinproof misalnya.
“Dalam industri kosmetik yang sangat kompetitif, klaim produk dapat menjadi alat yang efektif untuk membedakan merek dan menarik perhatian konsumen. Namun, penting untuk memastikan bahwa klaim produk yang dikomunikasikan dapat dibuktikan secara ilmiah karena klaim produk harus digunakan dengan hati-hati dan transparan untuk membangun kepercayaan konsumen.”
Theresia Sinandang, Head of Skinproof
Skinproof (PT Derma Lab Asia), anak perusahaan Arya Noble, berfokus pada riset konsumen dan pengujian produk di industri kosmetik, kecantikan, wellness, dan perawatan pribadi. Skinproof telah memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam melakukan product testing dan consumer research melalui berbagai metode-metode pilihan, seperti sensory property analysis, consumer testing, in vivo clinical/expert assessment, instrumental test, atau in vitro/ex vitro test. Dengan menyediakan jasa riset dan uji ilmiah seperti ini, Skinproof ingin membantu konsumen dalam memilih kosmetik yang baik dan sesuai kebutuhan melalui klaim produk yang dapat dibuktikan keabsahannya dan bukan sekadar pepesan kosong belaka.
Untuk mendukung penelitiannya, Skinproof menggandeng tenaga ahli di bidangnya dan memiliki lebih dari 8.000 panelis di kota-kota besar di Indonesia sebagai penguji produk. Skinproof juga terus berupaya untuk menginovasi dan memberikan solusi dalam pengembangan produk kosmetik, memberikan dukungan holistik kepada klien Skinproof, dan mengedukasi konsumen mengenai keamanan dan efektifitas produk secara netral dan independen. Saat ini, Skinproof telah bekerjasama dengan puluhan brand skincare sebagai lembaga riset terpercaya dalam menguji produk kosmetik mereka.
Jadi kalau Mates mau membeli salah satu dan beberapa merk kosmetik dari brand di atas, Mates nggak usah khawatir lagi ya karena klaim produknya sudah benar-benar teruji dan valid. Mates nggak perlu bingung lagi dalam memilih kosmetik yang baik dan aman.
Akhir kata, semoga artikel ini dapat membantu Mates memilih kosmetik yang baik dan sesuai kebutuhan ya. Terima kasih sudah membaca dan silahkan disebar ke media sosial atau grup WA-mu apabila dirasa bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!