Tanggal 29 Juli lalu, saya berkesempatan mengunjungi sebuah rumah teh dengan nuansa klasik di daerah Glodok, Jakarta Barat. Mungkin sudah banyak yang tahu juga nama tempat ini karena letaknya yang persis berada di sudut jalan. Namanya adalah Pantjoran Tea House.
Sekilas tentang Pantjoran Tea House
Terlihat dari bentuk bangunannya yang masih kental dengan arsitektur kolonial, gedung Pantjoran Tea House (PTH) ini memang sudah dibangun sejak tahun 1630, menjadi saksi bisu atas perkembangan Batavia hingga menjadi Jakarta modern sekarang ini. Pada tahun 1920-an, gedung ini dikenal sebagai apotik terkenal kedua yang bernama Apotheek Chung Hwa.
Sempat berpuluh-puluh tahun tak bertuan, di bawah Jakarta Old Town Revitalization Corp. (JOTRC) atau Badan Revitalisasi Kota Tua Jakarta, gedung ini direnovasi menjadi tea house dan dinominasikan oleh UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya nasional pada tahun 2015. Alasan dijadikan sebagai rumah teh pun dikarenakan adanya keinginan untuk membawa kembali budaya minum teh yang dulu menjadi tren di zaman Batavia ke masa kini, tentu saja ditemani berbagai pilihan makanan dan bisa dijadikan tempat berkumpul.
Apa yang menarik dari Pantjoran Tea House ini?
Selayaknya tea house, tentu saja teh menjadi pusat perhatian utama di sini. Sesuai misi yang ingin dibangun, PTH tidak hanya menjadi tempat untuk menikmati berbagai macam jenis teh, tapi juga memberikan edukasi tentang teh kepada para pelanggan. Tidak seperti kedai teh kebanyakan, PTH juga menyajikan teh secara gratis di depan pintu masuk yang dapat dinikmati oleh masyarakat bebas. Mereka menamainya sebagai “Teh untuk Kebersamaan”. Sounds so humble, right?
Di lantai 2 mezzanine PTH, ada sebuah sudut khusus yang dijadikan tempat edukasi teh tersebut. Ada sebuah wadah khusus dengan saluran pembuangan untuk menyeduh dan menyaring teh serta beragam contoh jenis teh, baik dari Tiongkok, Inggris Raya, Jepang, dan Indonesia. Keunikan spot ini sering menarik minat turis asing yang ingin mencoba menyeduh teh sendiri.
Selain adanya spot seduh teh, totalitas PTH lainnya adalah dengan menyajikan teh dengan cangkir tradisional ala kerajaan Tiongkok bernama gaiwan, lengkap dengan kue ringan modern. Menambah kesan klasik saat menikmati teh di sini. Jenis teh yang direkomendasikan untuk dicoba adalah: fine flowery (Indonesian Tea), oolong tea, dan smoky green tea.
Saat sedang berkunjung di sana, ditunjukkan pula cara menyeduh smoky green tea yang ternyata memerlukan perlakuan khusus. Pertama, segala alat seduh dan gelas minum disterilisasi terlebih dahulu dengan air panas. Berikutnya, daun teh kering dimasukkan ke dalam teko mini dan diseduh air panas. Setelah beberapa menit, air seduhan justru dibuang karena memang belum ada rasa untuk dinikmati. Selanjutnya, daun teh diseduh kembali dengan air panas kemudian baru bisa disajikan.
Tak hanya kue ringan, kita juga bisa memesan siomay kepiting yang lezat sebagai teman minum teh.
Tidak cukup hanya minum teh dan penganan ringan? Pelanggan pun dapat memesan menu makanan yang bertema chinese food di PTH ini. Pada gambar di atas adalah beberapa menu baru yang akan di-launching oleh PTH secara resmi di bulan Agustus nanti.
Dari semua menu, yang menjadi favorit adalah Nasi Goreng Pantjoran. Warnanya merah keunguan, sekilas mengingatkan pada nasi goreng ala Makassar. Namun, Nasi Goreng Pantjoran ini dibuat menggunakan ubi merah sehingga menghasilkan warna demikian.
Soal rasa, menurut saya semuanya cukup enak dan menariknya ternyata seluruh makanan tersebut dimasak tanpa menggunakan MSG! Sebagai pengganti MSG, PTH menggunakan mushroom powder yang biasa digunakan oleh vegetarian.
Di tengah maraknya bangunan bernuansa urban nan modern, Pantjoran Tea House bisa menjadi alternatif tempat relaksasi sambil merasakan sensasi tempo dulu.
Pantjoran Tea House
Jl. Pancoran Raya No. 4 – 6
Glodok, West Jakarta 11120
T: +62-21 6905904
Instagram: @pantjoran_tea
model bangunannya kuno gitu yaa tapi justru bikin penasaran hehehe
biar dpt feel old timenya 😀
Menarik banget cara nyeduh tehnya hihi
Iya, lain dari biasanya ya. ternyata memperlakukan teh juga beda2 hahaha
Saya harus ke sini. Menarik banget tempatnya. Terima kasih banyak infonya 🙂
Sama-sama sis. Oke banget lho buat refreshing, apalagi kalo lagi bosen sama suasana itu2 aja hehe…