Benarkah SPF Tinggi Menyebabkan Jerawat?

Katanya kita ini wajib banget pakai sunscreen di pagi hari. Soalnya selain untuk melindungi kulit dari terpaan radiasi sinar UV, sunscreen juga memiliki peranan besar dalam mencegah munculnya tanda-tanda penuaan dini. Tapi kok ada isu kalau sunscreen dengan SPF yang terlalu tinggi malah bisa menyebabkan jerawat? Benarkah demikian?

Artikel ini merupakan edisi daur ulang dari artikel yang pernah saya buat pada tahun 2013 lalu. Saat itu saya menulis tentang pengalaman berkunjung dan berkonsultasi seputar permasalahan kulit di outlet The Body Shop Mall Kota Kasablanka. Kala itu, TBS belum lama meluncurkan foundation dari rangkaian Tea Tree dan saya kepingin mencobanya. Saat berkonsultasi, saya menerima info dari BA-nya kalau SPF tinggi bisa menyebabkan jerawat. Hanya saja, waktu itu saya masih polos dan menelan mentah-mentah informasinya tanpa penelusuran lebih lanjut. Berhubung artikel ini akan berkaitan dengan artikel Basic Skincare Routine untuk Pemula yang saya buat di tahun 2020, jadinya saya rombak ulang agar lebih relevan (dan tentunya dengan tatanan bahasa yang lebih baik).

Kembali ke topik, jadi apakah benar kalau sunscreen dengan SPF tinggi dapat menyebabkan jerawat?

Melansir artikel dari Beauty Journal, yang berperan memicu jerawat pada sunscreen sebenarnya bukanlah kadar SPF-nya, tapi kandungan zat-zat lain yang turut serta di dalamnya. Zat-zat tersebut berpotensi menyumbat pori-pori sehingga memicu jerawat. Berikut ini daftar zat dalam sunscreen yang dapat menyebabkan jerawat:

• Comedogenic oil/ butter, misalnya seperti cocoa butter, wheat germ oil, soybean oil, dan coconut oil.
• Mineral oil dan silikon, dua zat yang sering kita temui dalam ingredient list sunscreen. Kedua bahan ini membuat kulit lebih mudah berkeringat dan akibatnya malah membuat kotoran menumpuk dan menyumbat pori-pori. Apa yang terjadi kemudian? Tentu saja kemunculan si jerawat.
• Benzophenones, atau biasa kita temukan dalam nama oxybenzone dan avobenzone. Zat ini merupakan filter UV yang sering ada dalam jenis chemical sunscreen.
• Para-aminobenzoic acid (PABA) dan methoxycinnamate, biasanya terdapat pada waterproof sunscreen dan berpotensi memicu jerawat bagi pemilik kulit sensitif dan acne prone.
• Besswax, kandungan yang mungkin bisa ditolerir oleh kulit sebagian orang, tapi ada juga orang yang sensitif dengan bahan ini dan menimbulkan jerawat sebagai reaksinya.

Lalu sebaiknya kita harus memakai sunscreen yang seperti apa dong? Tenang dulu, karena berikut ini adalah alternatif yang bisa kita terapkan saat memilih tabir surya.

Mineral sunscreen

Menggunakan mineral/ physical sunscreen adalah jalan termudah dan teraman. Pasalnya ia tidak mengandung benzophenone dan PABA, serta hanya terdiri dari 2 jenis UV filter: Titanium Dioxide dan Zinc Oxide. Mineral sunscreen ini juga dianjurkan untuk dipakai oleh ibu hamil karena tingkat keamanannya.

Kekurangannya memang harga yang lebih mahal dibanding chemical sunscreen dan adanya efek whitecast setelah diaplikasikan. But I think it’s better safe dan sorry, right?

Day cream dengan SPF

Selain mineral sunscreen, kita juga bisa memilih pelembab/ day cream yang sudah mengandung SPF agar kulit tidak banyak terlapisi bahan skincare. Kandungan sunscreen dalam day cream biasanya berupa mineral sunscreen atau hybrid, alias perpaduan chemical dan mineral sunscreen.

Tinted sunscreen

Tinted sunscreen atau tinted moisturizer bisa menjadi jawaban buat kalian yang suka menggunakan makeup. Soalnya dalam 1 produk seperti ini biasanya sudah memiliki 3 fungsi (3in1), yakni: pelembab, sunscreen, dan base makeup. Contohnya seperti produk Joylab Skintone Moisture Tint yang pernah saya review beberapa waktu silam. Tahapan skincare menjadi lebih ringkas dan tidak membebani kulit. Sama seperti day cream, kandungan sunscreen-nya bisa berupa mineral atau hybrid.

Selain dari jenis produk, alangkah baiknya juga kita memperhatikan klaim yang disematkan pada produk tersebut. Agar terhindar dari jerawat dan tetap terlindungi dengan baik, pilihlah produk sunscreen yang:

• Non-comedogenic dan oil-free, bila mungkin berbahan dasar air
• Memiliki broad spectrum – mampu melindungi kulit dari UVA dan UVB (punya SPF dan PA)
• Mengandung SPF 30 atau lebih tinggi

Jadi sekiranya kawan-kawan sudah paham ya kalau ternyata bukan kadar SPF tinggi yang dapat menyebabkan jerawat. Semoga artikel saya hari ini bermanfaat buat kalian, silakan share jika berkenan. Apabila ada yang ingin ditambahkan atau ditanyakan, yuk jangan segan menulis di kolom komentar.

Akhir kata, terima kasih sudah membaca dan sampai jumpa di artikel mendatang!

---

Originally made in 2013, revised in 2020.
References: Beauty Journal | Her Story.