Awalnya sempat ragu mau menonton drama ini, tapi karena sepertinya banyak peminat, saya akhirnya memutuskan mencoba ikut nonton. Hasilnya? The Sword and The Brocade berhasil bikin saya nagih dan penasaran sejak episode pertamanya.
Lagi rada jenuh review skincare terus, sekali-kali saya melenceng review drama ya. Drama yang berlatar belakang kerajaan biasanya memang tidak lepas dengan yang namanya konflik antar harem. Tidak hanya dalam lingkungan kerajaan, tapi juga pada kehidupan bangsawan pada zamannya. Pada budaya patriarki zaman dulu, memiliki selir bukan hanya untuk memuaskan nafsu seorang pria, tapi sarat dengan maksud politik untuk memperkuat kedudukan seseorang. Biasanya baik pemilihan istri pertama dan selir juga mempertimbangkan keuntungan bagi masing-masing keluarga. Maka itu, jangan heran kalau pernikahan yang diatur oleh orangtua tidak bisa terbantahkan karena bisa dicap durhaka dan mendapat hukuman berat.
Perempuan yang bisa menempati kedudukan sebagai istri pertama biasanya juga merupakan putri dari istri sah suatu keluarga. Agak jarang terjadi putri selir bisa mendapat gelar sebagai nyonya rumah alias istri pertama. Dan inilah kisah yang ditawarkan dalam drama The Sword and The Brocade atau Hati Sutra Laksana Giok dalam judul versi bahasa Indonesia.
Sinopsis The Sword and The Brocade
The Sword and The Brocade mengangkat kisah tentang seorang putri selir yang, karena pengaturan kakaknya, menikahi seorang Marquis untuk meneruskan posisinya sebagai istri pertama. Peringatan, ulasan di bawah ini berpotensi mengandung spoiler!
Luo Shiyi Niang (Tan Song Yun/ Seven Tan) merupakan putri kesebelas keluarga bangsawan Luo dari Selir Lu. Sewaktu kecil ia pernah diasingkan ke kediaman Luo di luar kota bersama ibunya dan hidup dalam keterbatasan, sehingga untuk menyambung hidup ia menggunakan kemampuan menyulamnya yang luar biasa. Karena pernah hidup susah, Luo Shiyi Niang jadi memiliki pemikiran bahwa sebagai wanita juga harus bisa mandiri agar dapat terus hidup layak, tidak harus terkungkung dalam belenggu pernikahan dan saling berebut perhatian suami dengan para selir.
Shiyi Niang juga memiliki seorang kakak perempuan bernama Luo Yuan Niang, yang merupakan putri sah dari Tuan dan Nyonya Besar Luo sekaligus istri sah dari Marquis Yong Ping, Xu Ling Yi (Wallace Chung). Kondisi Luo Yuan Niang yang sedang sakit parah, membuatnya berencana memilih istri penerus dari salah satu adik perempuan tirinya untuk menggantikan posisinya merawat Zhun Ge, putra semata wayangnya bersama Xu Ling Yi. Keinginan Yuan Niang bukannya tanpa sebab. Keluarga Luo sedang dalam kondisi tidak stabil karena ayahnya tidak bisa kembali menjabat di kantor pemerintahan.
Sementara mertuanya, Nyonya Agung Xu, sepertinya sudah berencana ingin menjodohkan anak perempuan adik sepupunya, Qiao Lian Fang dengan Xu Ling Yi jika Yuang Niang wafat kelak. Ia khawatir posisi anaknya sebagai pewaris gelar Marquis terancam dan tidak bisa bersandar pada keluarga manapun.
Selain Zhun Ge, Xu Ling Yi masih memiliki seorang putra dari Selir Wen bernama Yu Ge. Ia lebih tua sedikit dari Zhun Ge tapi memiliki kemampuan belajar yang lebih baik. Meski Nyonya Agung Xu membedakan status anak sah dan anak tidak sah, Yuan Niang khawatir suaminya tidak berpendapat demikian. Apabila istri penerusnya merupakan salah satu adiknya, setidaknya keluarga Xu akan tetap berbesan dengan keluarga Luo sehingga fondasi Zhun Ge sebagai pewaris tetap kokoh.
Untuk mencegah Qiao Lian Fang bisa masuk menjadi istri sah, Yuan Niang sengaja merancang jebakan sehingga pada akhirnya Qiao Lian Fang hanya bisa masuk sebagai selir. Ia tidak peduli walau Xu Ling Yi tidak setuju dengan caranya karena ia lebih khawatir nantinya Xu Ling Yi akan tetap mengiyakan perintah ibunya untuk menikahi Qiao Lian Fang sebagai istri sah. Mengingat selama ini pernikahan yang dijalani Xu Ling Yi merupakan pernikahan balas budi dan atas instruksi ibunya, termasuk pernikahannya sendiri. Luo Yuan Niang bisa menikah dengan Xu Ling Yi adalah karena dulu Kakek Luo berjasa menghindarkan keluarga Xu dari hukuman mati akibat tuduhan fitnah terhadap ayah dan kakak kedua Xu Ling Yi.
Berseteru dengan Selir Qiao
Meski perjodohannya sempat diintervensi oleh Luo Er Niang, kakak tiri keduanya yang tidak terima Shiyi Niang menikah ke keluarga Xu, pada akhirnya Shiyi Niang tetap berhasil masuk menjadi istri sah Xu Ling Yi setahun setelah Yuan Niang wafat.
Awalnya Luo Shiyi Niang hanya ingin hidup tenang dan damai di kediaman Xu sambil diam-diam menyelidiki kasus kematian ibunya yang tewas terbunuh di hari dia ingin kabur dari pernikahan. Namun dengan adanya Selir Qiao yang selalu iri dan terobsesi pada Xu Ling Yi sehingga ingin menjatuhkannya, membuat hari-harinya tidaklah mudah.
Shiyi Niang yang cerdik selalu berhasil selamat dari jebakan yang dipasang oleh Selir Qiao dan membalikkan keadaan. Suatu hari, bekerjasama dengan suaminya, ia berhasil membuat Selir Qiao mengaku bahwa ia turut andil dalam mencelakai Yuan Niang hingga meninggal. Nyonya Agung Xu yang selama ini menyayangi dan menilai lebih pada Selir Qiao amat terpukul dan kecewa berat. Selir Qiao pun akhirnya didepak dari kediaman dan diusir ke tempat terpencil untuk introspeksi diri, serta selamanya dilarang kembali ke ibukota.
Berhasil mendapat pengakuan dan cinta dari keluarga Xu
Xu Ling Yi dan Nyonya Agung Xu sendiri awalnya mengira bahwa Shiyi Niang tidak akan beda jauh dengan kakaknya yang kompetitif, insecure, dan banyak akal, sebab dulu ia pernah “dilibatkan” dalam jebakan Yuan Niang untuk menjadikan Qiao Lian Fang sebagai selir.
Namun berkat ketulusan Shiyi Niang yang selalu berupaya menyelesaikan masalah dan mengutamakan reputasi keluarga Xu, membuatnya diakui dan disegani oleh anggota keluarga Xu lainnya. Tentu saja termasuk oleh suaminya sendiri, Xu Ling Yi, yang selama ini pernikahannya hanya berlandaskan hubungan suami-istri yang saling mengerti dan menghormati peran masing-masing. Di dalam diri Shiyi Niang, Xu Ling Yi merasa mereka memiliki visi yang sama dan bisa saling bahu membahu. Oleh karenanya, meski awalnya ia keberatan Shiyi Niang mengajar sulam di Paviliun Xian Ling, Xu Ling Yi akhirnya memberi izin dan mendukung penuh kegiatan istrinya yang ingin membantu perempuan korban bencana agar tetap bisa menyambung hidup. Selama kewajiban utama Shiyi Niang dalam mengurus rumah tangga dan merawat Zhun Ge tetap berjalan dengan baik.
Menghadapi badai rumah tangga
Sebagai pihak yang jatuh cinta duluan, Xu Ling Yi selalu mencari cara untuk mendekati dan menunjukkan perasaannya pada Shiyi Niang. Meski seringkali mendapat penolakan malu-malu dari Shiyi Niang, tidak melunturkan sedikit pun rasa sayang Xu Ling Yi terhadapnya.
Maka dari itu, betapa kecewanya Xu Ling Yi setelah perlakuannya yang tulus selama ini, Shiyi Niang malah tidak percaya padanya dan mencurigainya sebagai pelaku pembunuhan ibunya. Ditambah informasi bahwa sebenarnya Shiyi Niang awalnya berniat kabur dari pernikahan dan karena ia merasa kematian ibunya berhubungan dengan keluarga Xu barulah ia mau menikah dengannya. Apakah sikap Shiyi Niang selama ini hanya untuk menebus rasa bersalah dan berterima kasih padanya? Sebenarnya apa arti Xu Ling Yi bagi Shiyi Niang di dalam hatinya?
Selain masalah trust issue yang menjadi titik balik perasaan Shiyi Niang terhadap Xu Ling Yi, mereka juga nanti harus berhadapan dengan musuh bebuyutan keluarga Xu yang berujung pada terancamnya nyawa Shiyi Niang. Bagaimana mereka mengatasi masalah ini? Selengkapnya bisa ditonton melalui aplikasi WeTV atau iQiyi.
Apa yang membuat drama The Sword and The Brocade ini menarik dan bikin betah ditonton?
Drama The Sword and The Brocade merupakan drama Tiongkok ke-5 yang saya tonton akhir-akhir ini, tapi merupakan yang paling berkesan hingga saya kepingin menulis artikel tentangnya. Drama ini rupanya berhasil menembus 4.5 miliar penonton di hari saya menulis ulasan ini. Saya rasa sangat wajar bisa terus memecahkan rekor karena memang ceritanya semenarik itu. Bahkan rasanya saya nggak puas cuma nonton sekali dan pengen nonton ulang walau sudah tahu seluruh ceritanya. Namun karena terkendala waktu, saya memilih menonton cuplikan-cuplikan manisnya yang ditayangkan di channel Youtube WeTV Indonesia untuk mengobati rasa rindu. Apa sih yang membuat drama ini begitu memikat hati pemirsanya?
1. Plot yang menarik dan tidak biasa
Biasanya cerita dalam drama mengisahkan tentang pria lajang dan wanita lajang yang bertemu, jatuh cinta, mengatasi konflik, lalu bersatu. Agak langka ditemukan kisah tentang seorang duda dengan selir dan anak yang menikah lagi dan menemukan cinta pada pernikahan keduanya. Terlebih pada pernikahan keduanya justru malah memperistri mantan adik iparnya sendiri berkat “pengaturan” mendiang istrinya sebelum meninggal.
Hal menarik lainnya adalah ketika pasangan kita ini mengungkapkan perasaan tanpa mengucap kata cinta, macam “wo ai ni” atau “wo xi huan ni“, menjadikan romansa dalam drama ini terasa lebih manis.
2. Penyelesaian konflik yang tidak bertele-tele
Hampir setengah dari total 45 episode drama The Sword and The Brocade menceritakan perseteruan dengan Selir Qiao yang obsesif ini. Namun, setiap konflik bisa diselesaikan dalam rentang 2-3 episode saja sehingga tidak terasa terlalu cepat maupun lamban. Konflik jadi terasa lebih variatif dan saling berhubungan serta tidak membosankan. Ending cut di akhir episode berhasil membuat kita selalu penasaran akan kelanjutannya.
3. Karakter tokoh dan akting pemainnya yang mumpuni
Saya senang dengan kehadiran Xu Ling Yi sebagai sosok suami yang percaya penuh pada istirnya dan tidak mudah terprovokasi oleh fitnah-fitnah yang ditujukan pada Shiyi Niang. Xu Ling Yi adalah pria cerdas dan berkompeten yang bisa melihat siapa kawan dan siapa lawan berdasarkan pengalamannya selama ini. Jika tidak, mana mungkin dia bisa mendapat gelar bangsawan Marquis bukan? Dan akan terasa lucu jika dia dengan jabatan tinggi tapi mudah terhasut oleh trik picisan ala Selir Qiao.
Akting Wallace Chung sebagai aktor veteran nggak perlu diragukan lagi sih. Saya suka bagaimana dia mengekspresikan perasaan Xu Ling Yi tanpa harus banyak kata. Diamnya dia sudah bisa membuat kita ikut merasakan sedihnya, kecewa, helpless, cemas, frustrasi, cemburu, dan happy juga. Saya dibuat jatuh hati oleh akting beliau dan jadi berinisiatif nonton drama General and I, yang sama-sama bergenre kolosal. Saya juga akan buat review-nya sepertinya karena drama tersebut sukses bikin saya pengen ngoceh panjang lebar. Hahaha… Tenang, bukan karena aktingnya Koko Wallace, kok. Sejak nonton drama The Sword and The Brocade ini, saya jadi nge-fans sama aktingnya Wallace Chung.
Pun ketika ia memergoki Shiyi Niang tengah bercakap dengan Tuan Muda Ou Yan Xing, yang ternyata merupakan identitas asli dari Lin Shi Xian. Dia bukan tipe pria yang melihat, cemburu, lalu pergi. Tapi terang-terangan menghampiri dan meminta penjelasan dari istrinya. Meski sempat salah paham dan akhirnya membuat Shiyi tidak sengaja melukainya, Xu Lingyi tetap membela dan melindunginya hingga akhir.
Shiyi Niang sendiri mampu menunjukkan diri sebagai wanita yang cerdas dan berwawasan luas meski statusnya lebih rendah. Sosok yang mampu membaca situasi dan cepat tanggap ketika ada masalah datang menghampiri. Dia juga memiliki pemikiran modern pada zamannya bahwa wanita juga bisa mandiri dan memiliki pencapaiannya sendiri, kenapa harus terbelenggu oleh status dan pernikahan? Salah satu hal yang mendasari pemikirannya ini adalah akibat hidup dalam keterbatasan ketika diasingkan oleh Nyonya Besar Luo. Beruntung, ia mendapat suami yang mendukungnya 100% agar terus melanjutkan profesinya dan membantu banyak orang.
Menikah karena terpaksa dan alih-alih bikin masalah, Shiyi Niang justru dengan sukarela membantu meringankan beban suaminya, memantaskan diri, dan menunjukkan keanggunan sebagai nyonya rumah yang sesungguhnya. Pelan tapi pasti, ia membuat Xu Ling Yi yang biasanya dingin terhadap wanita dan para selirnya, jatuh cinta padanya.
Pembawaannya sangat tenang, tanpa perlu menyombongkan diri ataupun terlihat inferior. Tahu kapan harus menyerang balik dengan elegan apabila ada yang berusaha menindasnya. Nyonya Besar Xu yang awalnya setengah meremehkan Shiyi pun akhirnya kagum dan berbalik mendukungnya 100%. Saya lebih suka dengan karakter wanita yang kayak gini. Tahu kapan harus membalas saat diinjak daripada pasrah menerima nasib. It’s kinda like a coward for me. Soalnya saya sendiri juga bakal ngelawan kalau terus-terusan diusik. Sabar ada batasnya juga, kan?
Satu hal yang kurang dari drama The Sword and The Brocade ini adalah kita tidak diperlihatkan kira-kira bagaimana ya respon Shiyi Niang kalau lagi cemburu? Soalnya yang diperlihatkan hanya Xu Ling Yi yang cemburu ketika melihat Shiyi Niang bercakap-cakap dengan Ou Yan Xing.
Selain tokoh protagonis, kita juga perlu memberikan apresiasi pada tokoh antagonis Qiao Liang Fang. Sifat buruk dan liciknya mampu diperankan oleh Viva He dengan apik hingga kita bisa ikut membencinya. Saya sempat menonton akting Viva He di The Dreamlike Seal juga dan dalam drama tersebut karakter Viva He bertolak belakang dengan Qiao Lian Fang. Angkat topi buat Viva yang berhasil menghidupkan tokoh yang diperankannya dengan nyata.
4. Meski drama The Sword and The Brocade terkesan serius, tetap ada unsur humor yang membuat kita senyum-senyum sendiri
Dibalik sikap tegas Xu Ling Yi, rupanya ia masih bisa melakukan hal-hal konyol yang bikin kita tersenyum. Rasa canggung pada awal-awal pernikahan dan perdebatan kecil di antara keduanya menjadi selingan humor yang menyegarkan.
Sejak menyadari perasaannya terhadap Shiyi Niang, Xu Ling Yi mulai aktif mencari cara untuk PDKT dan flirting terhadap istrinya itu. Beberapa kali mencoba mencuri kesempatan mencium Shiyi Niang tapi selalu gagal. Hal terkonyol yang dilakukannya adalah dengan sengaja merusak jendela kediaman pribadinya agar punya alasan kuat untuk bisa tidur sekamar dengan Shiyi Niang.
Selain kisah cinta Xu Ling Yi dan Luo Shiyi Niang, jangan lupakan juga kisah cinta antara Lin Bo dan Dong Qing yang tak kalah lucu. Juga interaksi antara Xu Ling Yi dengan Lin Bo dan Zhao Ying, pelayannya, yang kerap membuat membuat mereka ketakutan versus nggak habis pikir dengan tingkah majikannya sejak memperistri Shiyi Niang.
5. Chemistry yang kuat antara 2 pemain utama
Meski usia aslinya terpaut 16 tahun, Wallace Chung dan Seven Tan mampu menyuguhkan chemistry yang menawan dan bikin baper. Perkembangan romansa dalam drama ini memang sangat lamban dan kita bakal dibikin gemas karenanya. Butuh 27 episode hingga OTP kita ini berhasil melakukan first kiss dan di episode ke-35 mereka akhirnya bisa menggenapi malam pertamanya. Fiuh… Eh tapi tenang saja, nggak ada adegan eksplisit kok.
Hal ini bisa dimaklumi karena awal pernikahan mereka dilandasi tanpa ada cinta, hanya sebuah pemenuhan janji pada mendiang Luo Yuan Niang. Bagi mereka asal bisa hidup rukun dan menjalankan kewajiban masing-masing dengan baik, itu saja sudah cukup. Ditambah motif Shiyi Niang yang sebenarnya untuk menyelidiki kematian ibunya, membuat dirinya menomorduakan masalah asmara. Begitupun dengan Xu Ling Yi yang memikul tanggung jawab berat sebagai kepala keluarga dan tulang punggung keluarga Xu sekaligus pejabat pemerintah yang bertanggung jawab pada kaisar. Dengan beban tersebut ia sendiri merasa harus mengesampingkan masalah asmara dan berdiri tegak sekeras batu.
Rating
Komentar tentang drama The Sword and The Brocade
Overall saya suka banget nonton drama hasil adaptasi novel berjudul “The Concubine-born Daughter’s Strategies” oleh Zhi Zhi ini dan kepengen nonton ulang saking sukanya. Meski demikian, tetap saja ada bagian-bagian dalam drama The Sword and The Brocade yang ingin saya komentari.
1. Katanya nggak cinta sama selir, tapi kok bisa punya anak?
Mungkin ini yang bakal menjadi pertanyaan yang muncul di benak kita setelah nonton drama The Sword and The Brocade. Dijelaskan dalam drama kalau sebenarnya semua pernikahan yang dijalani Xu Ling Yi hanyalah pernikahan balas budi semata, karena jasa-jasa yang pernah dilakukan keluarga besan pada keluarga Xu, dan adalah karena instruksi ibunya. Tak terkecuali pernikahannya dengan Luo Yuan Niang yang dikarenakan dulu Kakek Luo pernah menyelamatkan keluarga Xu dari hukuman mati.
Kok bisa berhubungan suami istri kalau nggak cinta?
Kalau dilihat dari malam pengantin bersama Shiyi Niang, Xu Ling Yi sendiri sebenarnya juga hendak menunaikan tugasnya sebagai suami, teringat akan janjinya pada almarhumah Yuan Niang agar memperlakukan Shiyi Niang dengan hormat selayaknya nyonya rumah, dan mungkin sekalian pengen ngetes Shiyi Niang. Tapi ketika hendak dicium, Shiyi Niang malah ketakutan dan kabur hingga akhirnya malam pengantin tersebut gagal.
Kalau seandainya Shiyi Niang pasrah dan nerima aja, mungkin malam pengantinnya bakal jadi? Mari kita berandai-andai bila posisi Shiyi Niang ini diganti dengan para selir yang tentunya bakal super bahagia seolah mendapat perhatian dari suaminya. Di sini seolah menunjukkan, ya kalau namanya laki-laki sepertinya bisa saja berhubungan tanpa cinta?
Selir Qin Selir Wen
Analisa kedua kalau berdasarkan urutan masuk, Selir Qin diangkat lebih dulu sebelum Xu Ling Yi punya istri sah. Status Selir Qin yang berasal dari pelayan tentu nggak mungkin dijadikan istri sah. Apakah saat itu mereka juga langsung berhubungan? Nggak tahu dan nggak dijelaskan juga sih. Cuma diceritakan kalau Selir Qin pernah keguguran dan jadi mandul. Salah satu penyebabnya adalah karena dulu disuruh minum tonik pencegah kehamilan oleh Nyonya Agung Xu sebelum Ling Yi menikah resmi.
Setelahnya barulah Xu Ling Yi menikah dengan Luo Yuan Niang. Namun belakangan diketahui kalau Yuan Niang ini sulit hamil sehingga perlu pengobatan. Sebagai kepala keluarga, tentu saja Xu Ling Yi bertanggung jawab memberikan penerus dong? Di sinilah sepertinya Selir Wen masuk dan hasil dari hubungan mereka adalah Yu Ge. Analisis ini menurut saya lebih masuk akal dan sekaligus menjelaskan juga kenapa usia Yu Ge yang anak selir bisa lebih tua dari Zhun Ge yang anak sah.
2. Obrolan panjang sebelum meninggal
Adegan yang mengganjal buat saya adalah para tokoh yang akan meninggal masih bisa berbicara panjang lebar sebelum maut menjemput. Menurut saya, akan lebih masuk akal kalau setelah bicara dalam kondisi sekarat lalu dibiarkan koma dulu, lalu meninggal esok harinya. Yah, mungkin juga karena keterbatasan durasi jadinya semua dipercepat.
3. Jika tidak ada bukti kuat, maka buatlah jebakan agar pelakunya mengaku
Ada 2 kasus besar dimana Xu Ling Yi dan Shiyi Niang kehilangan bukti dan saksi untuk membersihkan diri dari jebakan dan fitnah. Pada akhirnya mereka menggunakan cara yang sama, yaitu dengan bersandiwara dan membuat jebakan hingga pelakunya mengaku sendiri. Kelihatan monoton kan ya?
4. Kelakuan ambigu Nyonya Besar Luo
Dalam salah satu episode, Nyonya Besar Luo sepertinya kecewa karena Shiyi Niang belum berhasil mendapatkan hati Xu Ling Yi dan masih juga perawan meski sudah menikah lumayan lama. Namun ketika ia mendengar berita Shiyi Niang hamil (walau pura-pura), wajahnya justru terlihat tidak senang dan resah. Jadi, sebenarnya apa mau si ibunda ini? Sayangnya, ini juga tidak dibahas lagi sampai ia dikisahkan meninggal.
5. Music scoring yang enak didengar
Total ada 5 original soundtrack yang dirilis untuk drama ini dan sebagai pemeran utama, Wallace Chung dan Seven Tan juga ikut menyumbangkan suara mereka. So far semua lagunya enak didengar dan liriknya yang puitis pas banget dengan setiap adegan yang ditayangkan.
Pesan moral dari drama The Sword and The Brocade
1. Pada akhirnya karma itu ada
Nyonya Besar Luo yang selama hidupnya selalu menggunakan siasat untuk memastikan posisinya dan anak sahnya mendapat tempat terbaik. Pada akhirnya ia harus menelan pil pahit karena kematian anak kandungnya juga disebabkan oleh niat jahat orang lain. Begitu pun dengan kejahatan yang diperbuat oleh Selir Qiao. Tidak ada bangkai yang bisa ditutupi selamanya. Cepat atau lambat, hal yang salah pasti akan terungkap dan berbalik menyerang kita. What you reap is what you sow.
Sama halnya dengan yang menimpa Luo Er Niang. Gara-gara keusilannya mau menukar perjodohan, akhirnya dia kena batunya dan harus menikahi pria yang tidak diinginkannya. Sudah playboy, suka menggunakan kekerasan pula. Untungnya di akhir-akhir episode si Er Niang ini masih punya rasa terima kasih sudah dibantu begitu banyak oleh Shiyi Niang dan berbalik membantu adik tirinya yang sedang kesandung masalah hukum. Setidaknya, kebaikan dan welas asih Shiyi Niang pada si kakak kurang ajar ini nggak jadi air susu dibalas air tuba.
2. Suami istri satu hati baru bisa menyelesaikan masalah besar
Dari drama The Sword and The Brocade ini, saya belajar bahwa rasa saling percaya, kejujuran, dan keterbukaan antara suami-istri sangat penting dalam rumah tangga. Dengan demikian, pasutri bisa sama-sama satu hati dan kuat mengatasi masalah yang menerjang. Jika kita tidak saling percaya, maka keutuhan rumah tangga akan mudah digoyahkan oleh orang ketiga.
3. Karakter seseorang tidak ditentukan berdasarkan status kelahirannya
Ini adalah kutipan yang saya suka banget dalam drama The Sword and The Brocade. Kalimat ini diucapkan oleh Nyonya Agung Xu yang memergoki Selir Qiao lagi mengumpati Shiyi Niang gegara dia nggak diajak ke acara perjamuan nyonya bangsawan. Meski terlahir sebagai putri tidak sah, justru Shiyi Niang memiliki sifat yang lebih baik dan tulus daripada Selir Qiao yang merupakan putri sah tapi memelihara rasa iri dan dengki. Menyalahkan Shiyi Niang yang berhasil masuk sebagai nyonya rumah, sedangkan dia cuma di posisi selir. Padahal ya dulu Xu Ling Yi sudah memberikan pilihan, tapi dia sendiri yang ngotot mau masuk jadi selir. Kalau mau begitu kan harus sadar dengan konsekuensinya dong. Bukannya malah menjahati orang buat merebut posisinya.
Akhir kata, saya ingin merekomendasikan drama ini buat kalian yang suka dengan kisah romansa yang manis dan konflik tidak bertele-tele. Jumlah 45 episode memang terasa panjang kalau dibandingkan dengan drama Korea yang biasanya di kisaran 16-24 episode. Tapi sungguh drama The Sword and The Brocade is really worth to watch. Apakah kawan Mel’s Playroom ada yang sudah menonton drama The Sword and The Brocade ini juga? Bagaimana menurut kalian? Apakah sependapat atau punya pendapat berbeda dari saya?
Sumber gambar: mydramalist.com
Aku sampe sekarang masih gagal move on. Hahaha, bolak balik lihat cuplikannya di youtube. Aku suka ceritanya, apalagi FLnya bukan tipe yang menye-menye pasrah dan lemah.
Haaa, bener sama banget. Uda selesai nonton aku jg masih suka liatin cuplikannya di Youtube bahkan nonton BTS-nya juga wkwkwk. Gara2 drama itu jadi ikutan nge-fans sama Wallace dan nontonin drama2 dia sebelumya ^^
Kalau mau nonton versi lengkap full episode berbayar ya? sayang yg free cm 3 episode….yg lain mulai episode 4 smuanya VIP
iya dear, kalau gak mau bayar bisa tunggu tp byk iklannya…
jarang banget nonton drama china, tapi kayaknya yang satu ini bolehlah untuk ditonton. seru juga jalan ceritanya..
Penasaran banget mau nonton nih mba kayaknya seru nih ya tapi hanya tayang di wet ya mba ?
ada di wetv dan iqiyi sih setahuku hehe
udah lama euy gak nonton serial atau film khas kerajaan gini dengan segala intrik lawasnya
Padahal yah..kalau jabatannya hanya selir, biasanya “waktu” untuk bersama pasti gak banyak yaa..
Bagaimana mereka bisa saling jatuh cinta, ini menarik sekali.
udah lama gak nonton chinese drama, tertarik dan penasaran buat nonton ini, seringnya kan nonton drama kerjaan gini yah drakor sih, makanya jadi pingin nonton banget, pengen tahu cerita lengkapnya juga semoga aku gak bosen duluan nih karena ada 45 episode mba
Drama Tiongkok gini tuh aku sukanya ngeliat outfit2nya, Kak. Cakep cakeeeeppp gitu yaaah pakaian kerajaan China zaman dulu. Hihiii~
woh tumben kamu nulis sinopsis film hahaa aku udah lama ga nonton Chinese drama mels, karena ga kuat episodenya wkwkk terakhir nyoba nonton yang Tao ming se itu tapi stuck di tengah, bosen duluan soalnya 🙁
Lgi bosen review skincare ci hahaha. Buat selingan aja. Dulu pertama kali jg pernah bikin review drakor di blogapot cuma udah aku hapus krn ga dimaintain lg 😂. Aku jg milih chinese drama yg pendek2 bykan. Klo episode panjang rada males.